Hari ini saya mendapatkan sesuatu yang baru, cerita tentang hidup dan dinamikanya. Haru biru dan menyesakkan. Seorang teman wanita disakiti oleh suaminya dan dia tetap bertahan sampai dengan hari ini. Mengalah, bersabar demi anak dalam kandungan dan demi cintanya.
Masalah klise yang tak ada akhirnya jika kita bicara tentang "rasa". Kita tidak pernah tahu kepada siapa rasa itu akan datang, kepada orang baik atau bukan. Wanita yang baik akan mendapatkan laki-laki yang baik, jadi apakah teman saya bukan wanita baik-baik sehingga Allah kirimkan laki-laki "tidak baik" buatnya dan membuatnya sedih berkepanjangan. Saya tidak berburuk sangka kepada Allah, karena saya yakin Allah tidak akan memberikan ujian diluar kemampuan hamba-Nya. Ini adalah salah satu perjuangan teman saya untuk berjuang mengalahkan rasa cintanya kepada manusia (suami yang menyakitinya) dan kembali pada cinta yang hakiki, rasa cinta pada Tuhannya.
Rasa telah membutakan hatinya sehingga ia menutup mata terhadap "kejahatan" laki-laki itu. Rasa telah menyelimuti dirinya sehingga tidak peduli saat orang-orang terkasih yang memberikan saran dan ia menolak untuk diselamatkan. Kini, setelah dirinya benar-benar tengelam dalam kegelapan rasa baru ia tersadar untuk bangkit dan bergerak.
Tidak ada kata terlambat untuk memulai kehidupan baru, teman. Karena hidup adalah belajar. Salah satunya adalah belajar mengenali rasa dan memilih rasa. Semoga Allah limpahkan kasih sayang-Nya pada mu dan kau kembali pada -Nya.
Ismicitra
*pelajaran buat hamba*
Komentar