Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Januari, 2010

Pertolongan pertama pada luka bakar (yang jelas bukan dengan kecap, odol atau mentega)

Penting untuk mengenali jenis luka bakar agar penanganan lebih tepat. Luka bakar diklasifikasikan menjadi: luka bakar tingkat pertama , luka bakar tingkat kedua dan ketiga. Luka bakar tingkat pertama Luka bakar yang tidak terlalu serius, hanya lapisan luar kulit terbakar. Kulit biasanya merah, bengkak, dan kadang-kadang timbul nyeri. Luka bakar derajat pertama diobati sebagai luka bakar kecil kecuali bagian yang substansial melibatkan tangan, kaki, wajah, pangkal paha atau pantat, atau derah sendi, yang memerlukan perhatian medis darurat. Luka bakar tingkat kedua Ketika lapisan pertama dan kedua kulit (dermis) juga dibakar, disebut luka bakar tingkat kedua. Kulit sangat memerah dan akan timbul lepuh. Luka bakar tingkat kedua dapat bengkak dan memberikan nyeri yang hebat. Jika diameter luka bakar tingkat kedua tidak lebih besar dari 3 inci (7,6 cm) di diameter maka ditatalaksana sebagai luka bakar kecil. Jika area yang terbakar lebih besar atau jika luka bakar di tangan, kaki, wajah

Ketika aku ditawari sebatang "coklat"...

Dulu, aku akan segera berkata " Oh, tidak, terima kasih" , karena aku tidak suka coklat dalam bentuk batang dari berbagai merk itu. Tapi sekarang, mungkin akan ku terima dulu, dan berbagai cara akan ku lakukan untuk mencoba mencicipinya. Ternyata banyak cara yang bisa dilakukan, diantaranya: 1. Potong kecil2, supaya bisa diemut dan segera ditelan (i hate when it melt in my mouth...yakss!!) 2. Dihancurin baik itu digerus atau diblender, lalu dicampur ke susu, ke es krim atau taburin di atas roti 3. Dilelehkan dulu trus bisa jadi coklat cair di atas roti atau dicocol dengan stik keju 4. Diparut di atas pisang kepok yang telah digoreng, berikan susu kental dan keju...ehmm sounds yummy :) Jika semua cara sudah dilakukan, dan tidak berhasil juga, ya langkah terakhir aku akan memberikannya pada orang yang membutuhkan/menyukai coklat. Setidaknya aku telah berusaha untuk mencoba, dan tidak akan ada penyesalan nantinya :P ismicitra *melihat dari sisi yang berbeda*

Mata berkaca

Saat hati tak kuasa, maka mata pun berkaca Sedih, karena tak tahu banyak tak bisa bantu apa-apa tak punya kuasa untuk mengatur semuanya dalam rencana Aku tahu air mata bukanlah jalan keluar tapi saat ini kubutuhkan tuk jadi benteng rasa agar ia tak berubah jadi amarah Agar kembali tersadar bahwa aku (kita) bukan siapa-siapa ismicitra 15 Januari 2010 (terhimpit waktu dan keterbatasan)

"Testosteron dengan Alzheimer" vs "jadi laki-laki tua yang pelupa"

Saat mencoba menyusun sesuatu tentang testosteron dan penyakit Alzheimer, banyak hal yang tidak penting yang berlompatan di pikiran saya dan membuat saya sering tersenyum sendiri di depan laptop. Maraknya penelitian di bidang terapi hormonal terhadap Alzheimer berlatar belakang suatu survei global dari kelompok studi (ADI) terhadap insiden penyakit tersebut yang akan meningkat, mereka menuliskannya : The number of people affected will be over 100 million by 2050. Hampir semua peneliti dari jurnal yang saya dapat adalah laki-laki, tapi hal ini tidak dapat dinilai kesahihannya karena saya hanya melihat dari nama mereka saja. Tapi girus otak saya yang tidak terlalu dalam ini malah memunculkan prasangka buruk pada mereka, yaitu mereka takut jadi pelupa saat mereka tua (maaf ya Prof RN. Martin; namanya hampir ada pada semua jurnal tentang hal ini) Teori menjelaskan bahwa dengan bertambahnya usia,produksi testosteron akan berkurang,dan akhirnya terjadi penumpukan protein amiloid alfa dalam