Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari April, 2011

Hikmah dibalik amarah

Segala sesuatunya pasti sudah ada yang mengatur. Begitu juga kejadian dan perubahan emosi yang terjadi pada saya akhir-akhir ini. Peristiwa ini merupakan titik awal dari perjalanan baru saya. Selama ini saya merasa sudah siap untuk melanjutkan ke jenjang kehidupan selanjutnya. Dalam pikiran saya adalah sebuah perjalanan yang biasa, saling tukar data diri, bertemu, lalu lanjut atau tidak. Saya tumbuh menjadi seseorang yang tidak memandang rumit sesuatu,   memandang semua mudah, make it easy make it simple. Tapi ternyata perjalanan ini tidak semudah itu. Dan saya terlambat menyadarinya. Alhamdulillah akhirnya sadar :D Waktu yang ada saat ini, saya pakai untuk benar-benar memikirkan tujuan pernikahan saya dan siapa yang saya pilih untuk menjadi pendamping saya kelak. Apa yang saya akan lakukan untuk keluarga saya, bagaimana keluarga yang saya inginkan, dapatkan saya menciptakan keluarga yang sesuai sunnah Rasul, dapatkah saya menjadi ibu yang memberikan kebaikan bagi anak-anak kelak. B

Saya marah

marah, karena kenyataan tidak sesuai dengan keinginan marah, karena mereka tidak mengerti saya marah, karena saya tidak bisa jadi saya marah, karena saya disamaratakan dengan yang lain marah, karena saya merasa diberlakukan tidak adil marah, karena saya dipaksa untuk tunduk pada hal yang saya tidak sukai marah, karena saya berada di area yang tidak jelas marah, karena mereka memberikan jawaban yang mengambang marah, karena saya merasa dipojokkan dan terpojokkan marah, karena saya terjepit dan tidak punya pilihan marah, karena saya tidak punya hati yang luas marah, karena saya diminta untuk mengerti, tapi tidak ada yang mengerti keinginan saya marah, karena saya tidak bisa mengungkapkan kemarahan saya Mungkin tulisan ini akan menjadi bumerang buat saya tapi ini adalah salah satu media untuk menyatakan apa yang saya rasakan dan berharap amarah kan segera sirna karena saya telah membebaskannya disini saya tidak bisa berpura-pura untuk tidak marah entah, mungkin akan ada pihak lain yang

Miss him

Ditengah perjalan pagi menuju kampus Tiba-tiba dada saya terasa berat Dan air mata mulai tergenang Rasa yang lain tiba-tiba muncul Entah apa yang membuat saya tiba-tiba merasa rindu padanya Tidak ada yang peristiwa yang luar biasa Semua hanya rutinitas seperti pagi-pagi sebelumnya Saya rindu dia rindu tak terkira setelah sekitar 12 tahun tidak bertemu 12 tahun tidak bercerita Pah, i miss you alot I am a big girl right now now i am driving by my own and i am good at it i feel that we gonna meet soon wait for me ya ;) Love u always your daugther ismicitra

Pesimis atau pasrah?

Kalo mau gak papa, gak mau ya syukur deh    atau Kalo mau ya syukur, gak mau juga gak papa Kedua ungkapan tersebut berbeda bermakna, dan saya mengungkapkan salah satunya yang menurut mereka terbalik untuk hal ini.  Posisi saya sekarang ini tidak menguntungkan, terlalu banyak tekanan dari berbagai pihak, dari berbagai sudut pandang. Tulisan ini akan saya fokuskan pada satu dari sekian pembelajaran yang sedang saya hadapi, yaitu masalah pendamping, karena untuk masalah lain saya masih bisa melakukan sesuatu dengan tangan dan kaki saya.  Menurut saya ungkapan yang saya lontarkan kemarin adalah hasil dari perenungan di titik nol. Benar-benar pasrah, mungkin memang harus menyerah, karena tidak ada tindakan lain yang dapat saya perbuat di dunia nyata selain berdoa. Hal ini  diluar kemampuan saya, saya tidak berhak berkeinginan, saya tidak sanggup berharap lebih. Saya harus benar-benar netral dan kembali, agar masalah ini tidak melumpuhkan saya. Saya akan membiarkan ini mengalir, tak akan

Break the chains that bind me

Best part of this song I will break these chains that bind me, happiness   will find me Leave the past behind me, today my life begins A whole new world is waiting it's mine for the takin I know i can make it, today my life begins Life's to short to have regrets So i'm learning now to leave it in the past and try to forget Only have one life to live So you better make the best of it Today my life begins...

Belajar pasrah, sekalian belajar nulis kata pengantar tesis ;)

Semua tahap dalam kehidupan selalu melewati proses.  Salah satunya proses belajar  untuk pasrah. Setelah melewati minggu yang sulit, alhamdulillah saya mendapat pencerahan, jawaban dari doa-doa.  Akhirnya merasa saya bisa merasa tenang dan menyerah, tapi dengan senyum dan hati gembira. Ternyata menjadi pasrah itu butuh proses, butuh bantuan dari orang lain, butuh dukungan dari sekitar, butuh banyak bercakap dan bertukar pikiran. Saya benar-benar makhluk sosial yang tidak bisa berdiri sendiri. Lega rasanya saat hati tak khawatir lagi tentang hasil, saat tak dikejar oleh rasa takut akan deadline, takut akan manusia.  Terima kasih atas dukungan semua pihak,  terima kasih pada mamah dan asih, maaf ya tercueki selama 1 minggu ini terima kasih mas Budi, Teteh dan Piton atas bantuan material yang memang sedang dibutuhkan terima kasih Lina yang bersedia beradu argumentasi tentang masalah hati terima kasih pada Ali dan kakak2nya, Fatih dan kakak2nya, Ghaisan dan kakak Aya yang membuat hati

The Comfort Zone

Lagi-lagi saya menulis blog, bukan menulis untuk menyelesaikan tesis.Hiks Gak tahan dengan perasaan yang terombang-ambing, hal yang amat mengganggu. Beberapa kali saya mengalami, dan banyak juga yang gagal dalam penanganannya. Gagal karena tidak sabar,tidak sabar karena gak kuat berlama-lama dalam ketidakpastian, mungkin karena kurang pasrah. Pasrah, ridho akan keputusanNya, karena pasti yang terbaik. Tapi keputusan-Nya itu juga ada andil dari keputusan saya.....bukankah Allah seperti sangkaan umatnya. Nah, sekarang saya inginkan  adalah tidak mau ada keinginanan apa-apa , pengen ke titik nol , supaya bisa menerima jika keputusanNya kelak datang, apapun itu. Photo by Rohtas Untuk itu, maka: Yang saya minta sekarang adalah kekuatan dalam menghadapi hati yang terbolak-balik ini, untuk masalah apapun.  Yang saya minta adalah kesabaran , karena saya tahu setiap orang punya kesibukan dan prioritasnya sendiri, dan tentu saja saya tidak yakin apakah prioritas saya dan mereka sama. Ya

Keputusan di tengah kepenatan

Memang tidak ada yang bisa mengerti diri kita selain kita sendiri dan Sang pemilik. Nah, yang paling gawatnya jika kita sendiri pun tidak mengeti apa yang jadi "mau" kita. Berarti saat ini saya dalam keadaan "gawat" mudah-mudahan tidak darurat. Saya terus terang cukup bingung dengan hal-hal yang terjadi disekitar saya. Benar-benar diluar kuasa saya. Mungkin sebagai penyadaran saya untuk kembali. Saya adalah orang yang cukup optimis walau kadang bisa jatuh kedalam lubang pesimis. Saya merasa sanggup untuk membaca situasi yang sedang terjadi disekitar saya. Untuk menanggapi stuasi tersebut biasanya saya tidak menyelesaikannya dengan rencana panjang, tapi berusaha sesingkat mungkin, ketemu masalah langsung bereskan. Sayangnya masalah yang saya hadapi sekarang ini tidak bisa dibereskan dari diri saya sendiri. Butuh kerjasama dari pihak lain yang tidak dapat saya kendalikan. Arrrgghhh......inilah yang bisa jadi sumber masalah baru. Mereka tidak sama seperti saya. M

Ayo bangkit!!!!

Jatuh itu biasa, namun bisa bangkit kembali itu baru luar biasa Mungkin ini adalah ungkapan yang tepat buat kondisi saya saat ini. Jatuh lagi.....sedih sih, tapi ya itu harus kembali bangkit supaya gak semakin terpuruk. Banyak hal yang dapat digunakan sebagai taktik untuk bangkit, kadang sedikit colekan ringan udah bisa berdiri tegap lagi, dan adakalanya butuh waktu agak lama berdiam dan tenggelam, baru kemudian "terpaksa" bangkit karena sesak akibat tengelam. Untuk masalah yang terjadi saat ini, Allah membantu saya bangkit dengan caranya yang unik. Saat benar-benar terpuruk, saya mendapat tawaran jaga ICU yang notabene pasiennya pasti susah. Benar dugaan saya, baru tiba sudah disambut dengan pasien ancaman gagal nafas dll, dan saya sibuk sampai dengan jam 4 pagi. Adrenalin berpacu, keputusan demi keputusan harus saya pikirkan,  Allah, bantu hamba untuk berkan yang terbaik untuk mereka. Pagi harinya.....ehmm.....saya serasa hidup kembali ;) Bukan berarti pasiennya jadi bagus