Langsung ke konten utama

Keputusan di tengah kepenatan

Memang tidak ada yang bisa mengerti diri kita selain kita sendiri dan Sang pemilik. Nah, yang paling gawatnya jika kita sendiri pun tidak mengeti apa yang jadi "mau" kita.

Berarti saat ini saya dalam keadaan "gawat" mudah-mudahan tidak darurat. Saya terus terang cukup bingung dengan hal-hal yang terjadi disekitar saya. Benar-benar diluar kuasa saya. Mungkin sebagai penyadaran saya untuk kembali.

Saya adalah orang yang cukup optimis walau kadang bisa jatuh kedalam lubang pesimis. Saya merasa sanggup untuk membaca situasi yang sedang terjadi disekitar saya. Untuk menanggapi stuasi tersebut biasanya saya tidak menyelesaikannya dengan rencana panjang, tapi berusaha sesingkat mungkin, ketemu masalah langsung bereskan.

Sayangnya masalah yang saya hadapi sekarang ini tidak bisa dibereskan dari diri saya sendiri. Butuh kerjasama dari pihak lain yang tidak dapat saya kendalikan. Arrrgghhh......inilah yang bisa jadi sumber masalah baru. Mereka tidak sama seperti saya. Mereka punya kesibukan lain selain masalah bersama saya. Mereka bukan siapa-siapa saya. Sigh.....saya hanya bisa menghela nafas.

Untuk masalah yang seperti ini saya basanya hanya bisa menunggu...menunggu....berdoa dan berdoa, langsung deh merasa kecil dan ciut. Benar-benar tak berdaya, karena saya tidak punya kuasa terhadap mereka. Ehmm...sebenarnya sih saya tidak punya kuasa terhadap semua hehehe

Kembali ke topik awal. Saat ini terus terang ada dua hal yang saya hadapi, sekolah dan non sekolah. Masalah non sekolah lah yang tidak saya tahu mau dibawa kemana. Untuk masalah  diluar sekolah yang satu ini memang sulit saya intervensi tapi cukup membuat saya mual dan muntah tiap pagi, bahkan ditengah penatnya pikiran tentang tesis, hal ini memaksa saya meluangkan waktu untuk menulisnya.

Doa...doa...doa....minta sama yang Kuasa. Itulah yang dinasehati oleh teman-teman. Tidak ada yang salah dengan hal itu. Malah 100% benar, karena hanya Dia lah yang mengatur hal tersebut. Tapi saya agak kurang setuju jika saya harus mendoakan orang tersebut agar mau membukakan hatinya untuk saya, karena dia baiklah, dia benarlah, dia ini lah dll. Tidak, saya tidak akan mengatur siapa yang akan menjadi pendamping buat saya. Saya hanya berani minta kirimkan seseorang yang baik (dan benar) untuk saya. Biarkan Dia yang pilihkan buat saya. Walau dilain pihak saya merasa "i can live with him", tapi saya tetap tidak sanggup untuk meminta. Entah itu malu...atau takut, karena sering keinginan saya yang berbeda dengan kehendak-Nya.

Alhamdulillah, akhirnya saya tahu "mau" saya untuk maslah non sekolah ini.
Insya Allah ini yang terbaik dan saya tidak menyesali keputusan ini.


Ismicitra
*tertimbun kepenatan*

Komentar

ismicitra mengatakan…
Allah....hanya kepadaMu hamba kembali, penyelesaian-Mu adalah yang terbaik ....

Postingan populer dari blog ini

Berobat kulit ke dr. Inong, part 2: Peeling session

Setelah lebih dari satu bulan bermain-main dengan krim pagi  dan malam, kini saatnya kembali untuk  chemical peeling   alias pengelupasan kulit dengan bahan kimia (obat). Kunjungan kedua kali ini saya pilih    Jumat. Tiba di RS restu jam 15.00 dan mendapat urutan 50. Lumayan, hanya nunggu sekitar 2 jam akhirnya tibalah giliran saya. Ada sekitar 6 tempat tidur dengan satu kipas angin kecil di masing-masing tempat tidur. Sebelum pengelupasan, wajah kita dibersihkan dulu oleh asisten   dengan cairan berbau seperti alkohol, dan mulailah obat itu dioleskan oleh dr. Inong sendiri. Awalnya terasa dingin, namun beberapa saat kemudian....." ouch "    ….panas dan perih sekitar 5 menit dan kipas angin ini sangat membantu untuk mengurangi rasa sakit.  Tenyata pengolesan itu diulangi lagi setelah 15 menit....*dooh  double ouch *, tapi bener kok cuma sebentar, dan setelah tidak terasa panas lagi sang asisten akan mengoleskan krim, dia menyebutkan sih nama dari krim itu tapi sepertinya

Tips Berobat Kulit ke dr. Dewi Inong I spKK

Setelah menjalaninya saya tertarik untuk menuliskan tips untuk rekan-rekan yang akan berobat kulit ke beliau, supaya tidak salah langkah. Sekilas tentang dr. Inong (begitu saya panggil beliau) dapat dilihat di sini , bukan bemaksud promosi :P, namun beliau terkenal ramah dan murah untuk perawatan kulitnya. Beliau praktek di Permata Cibubur dan RSIA Restu, Kramat jati, saya akan berbagi untuk yang di Restu Datang pagi, benar-benar pagi. Pendaftaran dimulai jam 7.00 ,tdak boleh lewat telpon dengan biaya Rp. 85.000,- dan terbatas hanya 60 orang :O….Saya tiba di sana jam 8.10, dan alhasil dapat no. 68….ini berhasil karena no yang muda banyak yang gak datang. Setelah daftar di loket, jangan lupa daftar ulang di perawat depan kamar dr. Inong , karena akan dipanggil berdasarkan urutan di perawat bukan di loket. Bawa sarapan, cemilan dan makan siang serta air minum . Tidak ada kantin, hanya ada ibu penjual makanan kecil yang terbatas, dan suasana di sana panas, jangan

Kisah seorang pencuri foto

Kisah ini di mulai dari foto di atas. Saat melihat pertama kali, langsung jatuh hati pada foto berjuta makna ini. Foto ini dtemukan di salah satu jejaring sosial, pemiliknya adalah teman dari teman, aku sendiri tidak mengenalnya. Biasanya, jika mengambil foto pribadi, aku akan minta ijin dulu ke pemiliknya, tapi mengapa untuk foto ini aku agak takut dengan pemiliknya hehehe. Berikut kronologis perjalananku bersama foto ini, yang aku beri judul “Memandang ke Depan”: 19 Agustus 2010 : aku grabbed foto ini tanpa ijin, tapi ternyata merasa bersalah, dan berasa seperti pencuri, huuu gak enak 23 Agustus 2010 : akhirnya memberanikan diri untuk kirim message ke sang pemilik yang intinya minta ijin….sampai sekarang belum dijawab juga 2 Sept 2010 : sepertinya tidak akan dapat ijin resmi dalam waktu dekat, mungkin sekitar 20 tahun lagi hehehe *hopeless*….aku beranikan diri untuk mengirim message yang sama ke FBnya…no response until now 19 Sept 2010 :Dia: “biarkan kami mensyukuri hid