Semua tahap dalam kehidupan selalu melewati proses.
Salah satunya proses belajar untuk pasrah.
Setelah melewati minggu yang sulit, alhamdulillah saya mendapat pencerahan, jawaban dari doa-doa. Akhirnya merasa saya bisa merasa tenang dan menyerah, tapi dengan senyum dan hati gembira.
Ternyata menjadi pasrah itu butuh proses, butuh bantuan dari orang lain, butuh dukungan dari sekitar, butuh banyak bercakap dan bertukar pikiran. Saya benar-benar makhluk sosial yang tidak bisa berdiri sendiri.
Lega rasanya saat hati tak khawatir lagi tentang hasil, saat tak dikejar oleh rasa takut akan deadline, takut akan manusia.
Terima kasih atas dukungan semua pihak,
terima kasih pada mamah dan asih, maaf ya tercueki selama 1 minggu ini
terima kasih mas Budi, Teteh dan Piton atas bantuan material yang memang sedang dibutuhkan
terima kasih Lina yang bersedia beradu argumentasi tentang masalah hati
terima kasih pada Ali dan kakak2nya, Fatih dan kakak2nya, Ghaisan dan kakak Aya yang membuat hati ini penuh dengan rindu
terima kasih buat laptop dan kursi biru, maaf kalian jadi panas karena terlalu lama dipakai.
Wah, belum maju tesis aja sudah panjang ungkapan terima kasihnya hehehe
Dan tak lupa....terima kasih pada Sang pemilik hati, yang telah menguatkan hamba dengan proses pembelajaran ini.
Komentar
semoga dimudahkan thesisnya oleh pemilik hati ya mbak.. :)