Langsung ke konten utama

Hikmah dibalik amarah

Segala sesuatunya pasti sudah ada yang mengatur. Begitu juga kejadian dan perubahan emosi yang terjadi pada saya akhir-akhir ini. Peristiwa ini merupakan titik awal dari perjalanan baru saya. Selama ini saya merasa sudah siap untuk melanjutkan ke jenjang kehidupan selanjutnya. Dalam pikiran saya adalah sebuah perjalanan yang biasa, saling tukar data diri, bertemu, lalu lanjut atau tidak. Saya tumbuh menjadi seseorang yang tidak memandang rumit sesuatu,   memandang semua mudah, make it easy make it simple. Tapi ternyata perjalanan ini tidak semudah itu. Dan saya terlambat menyadarinya. Alhamdulillah akhirnya sadar :D

Waktu yang ada saat ini, saya pakai untuk benar-benar memikirkan tujuan pernikahan saya dan siapa yang saya pilih untuk menjadi pendamping saya kelak. Apa yang saya akan lakukan untuk keluarga saya,
bagaimana keluarga yang saya inginkan, dapatkan saya menciptakan keluarga yang sesuai sunnah Rasul, dapatkah saya menjadi ibu yang memberikan kebaikan bagi anak-anak kelak. Banyak sekali yang saya tidak ketahui tentang pernikahan, tentang keluarga dan bahkan tentang rasa. Jadi malu saat membaca sebuah tulisan dari sebuah diskusi yang ternyata cukup mengena dengan saya:

Dan banyak kasus ditemui ada muslimah yang menjadi patah semangat, ketika beberapa kali gagal menjalani taaruf. Bahkan yang patut disayangkan, idealismenya menjadi luntur “yang penting ada lelaki yang mau” menggantikan prinsip “pokoknya lelaki yang berilmu.”

di blog yang lain saya menemukan tanya jawab yang juga kurang lebih miriplah:

Tanya: Apakan saya pantas mendapatkan seorang laki2 yang baik lagi sopan, sedangkan saya seorang wanita yang keras kepala lagi punya sikap buruk?
Jawab: Untuk menepis keraguan Anda, perbaikilah diri Anda segera. Hilangkan sikap keras kepala dan sikap buruk Anda segera. Masih ada waktu untuki berubah sampai saat indah pernikahan tiba. Jika pun sulit untuk berubah, mungkin saja kekuarangan Anda tersebut merupakan kelebihan yang menutupi kekurangannya ketika Anda sudah menikah kelak. Misalnya, orang yang keras kepala cocok untuk menjadi pendamping orang yang peragu. (hiks...hehehehe)


Puisi indah ini dari blog yang lain saya jadikan doa yang akan selalu menyertai jalan saya untuk berserah.


"Bariskan harapan pada istikharah sepenuh hati ikhlas. Relakan Allah pilihkan untukmu. Pilihan Allah tak selalu seindah inginmu, tapi itu pilihan-Nya. 
Tak ada yang lebih baik dari pilihan Allah. 
Mungkin kebaikan itu bukan pada orang yang terpilih itu, melainkan pada jalan yang kaupilih. Atau mungkin kebaikan itu terletak pada keikhlasanmu menerima keputusan Sang Kekasih Tertinggi. 
Kekasih tempat orang-orang beriman memberi semua cinta dan menerima cinta."


Ismicitra
*mengurai hikmah*





Komentar

Postingan populer dari blog ini

Berobat kulit ke dr. Inong, part 2: Peeling session

Setelah lebih dari satu bulan bermain-main dengan krim pagi  dan malam, kini saatnya kembali untuk  chemical peeling   alias pengelupasan kulit dengan bahan kimia (obat). Kunjungan kedua kali ini saya pilih    Jumat. Tiba di RS restu jam 15.00 dan mendapat urutan 50. Lumayan, hanya nunggu sekitar 2 jam akhirnya tibalah giliran saya. Ada sekitar 6 tempat tidur dengan satu kipas angin kecil di masing-masing tempat tidur. Sebelum pengelupasan, wajah kita dibersihkan dulu oleh asisten   dengan cairan berbau seperti alkohol, dan mulailah obat itu dioleskan oleh dr. Inong sendiri. Awalnya terasa dingin, namun beberapa saat kemudian....." ouch "    ….panas dan perih sekitar 5 menit dan kipas angin ini sangat membantu untuk mengurangi rasa sakit.  Tenyata pengolesan itu diulangi lagi setelah 15 menit....*dooh  double ouch *, tapi bener kok cuma sebentar, dan setelah tidak terasa panas lagi sang asisten akan mengoleskan krim, dia menyebutkan sih nama dari krim itu tapi sepertinya

Tips Berobat Kulit ke dr. Dewi Inong I spKK

Setelah menjalaninya saya tertarik untuk menuliskan tips untuk rekan-rekan yang akan berobat kulit ke beliau, supaya tidak salah langkah. Sekilas tentang dr. Inong (begitu saya panggil beliau) dapat dilihat di sini , bukan bemaksud promosi :P, namun beliau terkenal ramah dan murah untuk perawatan kulitnya. Beliau praktek di Permata Cibubur dan RSIA Restu, Kramat jati, saya akan berbagi untuk yang di Restu Datang pagi, benar-benar pagi. Pendaftaran dimulai jam 7.00 ,tdak boleh lewat telpon dengan biaya Rp. 85.000,- dan terbatas hanya 60 orang :O….Saya tiba di sana jam 8.10, dan alhasil dapat no. 68….ini berhasil karena no yang muda banyak yang gak datang. Setelah daftar di loket, jangan lupa daftar ulang di perawat depan kamar dr. Inong , karena akan dipanggil berdasarkan urutan di perawat bukan di loket. Bawa sarapan, cemilan dan makan siang serta air minum . Tidak ada kantin, hanya ada ibu penjual makanan kecil yang terbatas, dan suasana di sana panas, jangan

Kisah seorang pencuri foto

Kisah ini di mulai dari foto di atas. Saat melihat pertama kali, langsung jatuh hati pada foto berjuta makna ini. Foto ini dtemukan di salah satu jejaring sosial, pemiliknya adalah teman dari teman, aku sendiri tidak mengenalnya. Biasanya, jika mengambil foto pribadi, aku akan minta ijin dulu ke pemiliknya, tapi mengapa untuk foto ini aku agak takut dengan pemiliknya hehehe. Berikut kronologis perjalananku bersama foto ini, yang aku beri judul “Memandang ke Depan”: 19 Agustus 2010 : aku grabbed foto ini tanpa ijin, tapi ternyata merasa bersalah, dan berasa seperti pencuri, huuu gak enak 23 Agustus 2010 : akhirnya memberanikan diri untuk kirim message ke sang pemilik yang intinya minta ijin….sampai sekarang belum dijawab juga 2 Sept 2010 : sepertinya tidak akan dapat ijin resmi dalam waktu dekat, mungkin sekitar 20 tahun lagi hehehe *hopeless*….aku beranikan diri untuk mengirim message yang sama ke FBnya…no response until now 19 Sept 2010 :Dia: “biarkan kami mensyukuri hid