Kalo mau gak papa, gak mau ya syukur deh
atau
Kalo mau ya syukur, gak mau juga gak papa
Kedua ungkapan tersebut berbeda bermakna, dan saya mengungkapkan salah satunya yang menurut mereka terbalik untuk hal ini.
Posisi saya sekarang ini tidak menguntungkan, terlalu banyak tekanan dari berbagai pihak, dari berbagai sudut pandang. Tulisan ini akan saya fokuskan pada satu dari sekian pembelajaran yang sedang saya hadapi, yaitu masalah pendamping, karena untuk masalah lain saya masih bisa melakukan sesuatu dengan tangan dan kaki saya.
Menurut saya ungkapan yang saya lontarkan kemarin adalah hasil dari perenungan di titik nol. Benar-benar pasrah, mungkin memang harus menyerah, karena tidak ada tindakan lain yang dapat saya perbuat di dunia nyata selain berdoa. Hal ini diluar kemampuan saya, saya tidak berhak berkeinginan, saya tidak sanggup berharap lebih. Saya harus benar-benar netral dan kembali, agar masalah ini tidak melumpuhkan saya.
Saya akan membiarkan ini mengalir, tak akan saya bantu memberi arah kemana akan berjalan, dan tidak menjadikannya menjadi bagian dari puluhan batu berat dipundak saya. Mungkin akan jadi lebih ringan jika akhirnya keluar ungkapan mau ya gak papa, gak mau juga gak papa, pesimistis yang bukan seperti saya.
Ismicitra
Komentar