Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari 2008

Terpuruk

Hari ini, akhiri semua mimpi akhiri semua asa kini semua tinggal rasa tertinggal sesak dalam dada yang ku pikir bisa segera lega ternyata waktu untuk hilangkanmu begitu lama hingga tertutup mata untuk asa lain yang tiba ah..biarlah aku terjatuh dulu tenggelam dalam kenangan akanmu biar puaskan kerinduaanku sampai akhirnya sesak akan akhiri nafasku baru ku minta angin bertiuplah keras tuk bantu hapuskan jejakmu dipasir pantaiku today, he is getting married ... :|

Sesalku....

Saat aku sadar bahwa aku punya rasa buat dia dia menghindar karena sebenarnya kami tahu bahwa beda itu terlalu jauh dia dengan dunianya aku dengan rutinitasku tapi...aku tidak mau begitu saja berlalu kucoba dahulu dan ternyata dia berlari ah...kini aku menyesal hilang lagi satu teman mungkin seharusnya lebih baik tidak sejak awal pastinya kami masih bisa berjalan bersama walau di sisi yang berbeda

Saat empati tak lagi ada

Hari ini aku mendapatkan berita yang sangat mengejutkan dari temanku tepatnya junior di tempat menuntut ilmu sekarang. Setelah 2 hari menghilang, teman-temannya menemukan dia dalam keadaan yang sangat menyedihkan, duduk bersimpuh di pojok kamarnya yang gelap, tidak bersuara dan tidak mengenali orang-orang di sekitarnya. Hiks....hatiku langsung terasa seperti teriris, sakit...mataku berkaca, mulutku tetap tertutup rapat menahan sesak yang semakin mendesak dada. Begitu beratkah beban yang dia tanggung selama ini, sehingga akal sehatnya tidak sanggup menampung semuanya, dan dia...akhirnya menyerah. Lengkaplah kesedihan yang kurasakan saat tahu bahwa beberapa teman senior ada yang beranggapan bahwa ini adalah taktiknya belaka agar tidak maju sajian kasus. Oh..my God, astagfirullah...dimana rasa kemanusiaan kalian, atau jangan-jangan kalian bukan manusia lagi. Maaf mb, aku terlalu berterus terang, namun tidak adakah rasa empati untuknya ? Seburuk-buruknya dia, namun dia adalah salah satu da

Rahasia kecilku

Menulis adalah salah satu caraku untuk berbagi, bukan berarti harus terbaca oleh yang lain, cukup aku dan monitor 14 inci ini. Rumah ini adalah tempat persembunyianku, aku yakin mereka tak akan datang karena memang sengaja aku tak undang, sebuah rahasia kecil yang tak bisa ku tahan sendiri namun aku malu jika kau membacanya. Duniaku hanya seukuran lapangan bola, kecil sekali dibandingkan dengan dunia nyata. Dibatasi dinding yang cukup tinggi sehingga aku tak sanggup untuk memanjatnya untuk sekedar menintip aktivitas lain di luar lapangan. Sebenarnya ini sudah menjadi pilihan hidup yang dengan kesadaran penuh aku telah memilihnya. Bergelut dengan orang-orang yang sama-sama terkukung dengan rutinitas yang rumit atau sengaja dibuat sulit. Beberapa waktu lalu, atas bantuannya, aku menemukan jalan kecil di sisi lain dari keseharianku. Jalan itu membawaku ke suatu tempat yang amat baru, belum pernah ku sentuh. Saat ini ku coba untuk menyelusurinya, beberapa langkah dahulu, hati-hati. Dari s

Kapan ya bisa ngenet puas dengan harga pas?

Tagihan telpon rumah membengkak. Sebenarnya sih gak aneh, soalnya akhir-akhir ini aku memang pengenet aktif, baik untuk tujuan belajar atau yang lain. Kapan ya bisa ngenet 100.000 ribuan sampe puas? Berulang kali nanya ke provider tv kabelnya, daerahku belum ada jaringan alias belum ada yang pasang. Pemasangan dalam satu blok di suatu wilayah baru bisa dilakukan jika sudah ada ± 10 pendaftar. Bagaimana ya caranya ngumpulin tetangga yang mau masang? Ketemu mereka aja jarang banget. Ada lagi sih tawaran yang cukup menarik dari indosat, tapi harus pake handpone 3G yang belum aku punya. Gampang aja tinggal ganti hp kan? kata orang yang nawarin. Sepertinya opsi yang kedua ini yang akan aku pilih dalam waktu dekat, kasihan mamah sang penyandang dana hehe. Sampai ketemu pada penjelajahanku bersama indosat :)

I LOVE CARTOONS

Setelah menonton Kungfu Panda dan The Cars, timbul ketertarikanku untuk menyaksikan kartun-kartun yang lain. Jika dilihat dari segi cerita mungkin biasa saja dan mudah ditebak, dan memang bukan itu yang membuatku baru-baru ini ketagihan untuk menonton kartun. They are so amazing, funny and educating, the thing that make me addicted to them is ....because they make me curious to their creators. Ide mereka membuatku menggila untuk menyaksikan yang lainnya. Tapi tentu saja gak semua kartun aku suka. Ingin rasanya liat langsung ide kartun itu dibuat, sampai dengan proses pembuatan filmnya, pasti rumit namun aku yakin juga pasti asyik hehe Cartoons and the men behind them :) Bye-bye korean drama. Kapan ya ada kesempatan ke Disney ehmm atau .....ke studio Lanting Firman aja ya? Ada saran lain....

Lebaran hari kedua...

Setelah kemarin bertemu dan ngumpul bareng keluarga besar, hari ini saatnya istirahat di rumah. Memang tidak istirahat dalam makna sebenarnya sih, karena tugas rumah telah menunggu. Hari ini, Jais dan ayah serta keponakan-keponakan pergi berenang, dan inilah saat yang tepat untuk kami berbenah. Dirumah, hanya ada 3 perempuan, mamah, aku dan mamah Jais. Mamah hanya bisa pekerjaan ringan oleh karena keterbatasannya, mamah Jais tiap 1 jam sekali sudah diperas oleh baby Kanzu, tinggal aku yang available :(. Mulailah kami berjibaku dengan pekerjaan rumah yang harus kami lakukan. Nyapu, beresin tempat tidur, masak nasi, goreng lauk, buang sampah dan akhirnya harus nyuci baju....hal yang amat sangat tidak aku sukai, namun harus aku lakukan, cucian sudah menggunung. Nyuci baju itu basah, berat, pegel dan lamaaaa. Kubulatkan tekad, harus selesai, dan saat lelah datang menggoda, aku selalu ingat perkataan pak ustadz di radio: "Berkah itu adanya di sisa makanan yang terakhir, jadi jika makan

Menjadi teman saat sedih...

Ternyata itu adalah hal yang memang tidak mudah. Saat kesedihan datang kepada teman kami, sulit sekali bagi kami untuk mendekat. Kami saling bertanya apakah telah meneleponnya? bicara apa di telepon? dan aku...ehm hanya sanggup untuk menuliskan email buat dia dengan kata-kata basi pula, seperti... sabar ya dll. Saat musibah itu datang, aku hanya bisa menepuk pundaknya, memberikan sentuhan dengan harapan dia tahu bahwa aku mengerti beban yang dia tanggung, tanpa ada kata-kata yang keluar dari mulut ini dan tak sanggup memandang matanya yang mulai bengkak saat itu. Allah...aku serahkan padaMu, limpahkan kasih sayangMu padanya, kami yakin ada hal baik untuknya di balik ini semua. Amin (we miss u already) Adakah yang bisa berbagi untuk hal ini? Mohon sarannya..