Langsung ke konten utama

Saat empati tak lagi ada

Hari ini aku mendapatkan berita yang sangat mengejutkan dari temanku tepatnya junior di tempat menuntut ilmu sekarang.
Setelah 2 hari menghilang, teman-temannya menemukan dia dalam keadaan yang sangat menyedihkan, duduk bersimpuh di pojok kamarnya yang gelap, tidak bersuara dan tidak mengenali orang-orang di sekitarnya. Hiks....hatiku langsung terasa seperti teriris, sakit...mataku berkaca, mulutku tetap tertutup rapat menahan sesak yang semakin mendesak dada.
Begitu beratkah beban yang dia tanggung selama ini, sehingga akal sehatnya tidak sanggup menampung semuanya, dan dia...akhirnya menyerah.
Lengkaplah kesedihan yang kurasakan saat tahu bahwa beberapa teman senior ada yang beranggapan bahwa ini adalah taktiknya belaka agar tidak maju sajian kasus.
Oh..my God, astagfirullah...dimana rasa kemanusiaan kalian, atau jangan-jangan kalian bukan manusia lagi. Maaf mb, aku terlalu berterus terang, namun tidak adakah rasa empati untuknya ? Seburuk-buruknya dia, namun dia adalah salah satu dari kita, salah satu adik kita.
Dia sakit, entah itu disengaja atau tidak, dan menurutku tidak ada orang yang berpura-pura untuk gila kan???
Setiap orang mempunyai masalah yang berbeda dan kesanggupan menghadapinya pun tidak sama. Andai ada yang dapat kulakukan untukmu, maaf hanya bisa berdoa semoga kau baik-baik saja. Jika ini terlalu berat buatmu, jangan paksakan diri, masih banyak hal lain yang lebih indah dibanding dunia kita saat ini.

Istirahat dulu, semoga cepat sembuh.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Berobat kulit ke dr. Inong, part 2: Peeling session

Setelah lebih dari satu bulan bermain-main dengan krim pagi  dan malam, kini saatnya kembali untuk  chemical peeling   alias pengelupasan kulit dengan bahan kimia (obat). Kunjungan kedua kali ini saya pilih    Jumat. Tiba di RS restu jam 15.00 dan mendapat urutan 50. Lumayan, hanya nunggu sekitar 2 jam akhirnya tibalah giliran saya. Ada sekitar 6 tempat tidur dengan satu kipas angin kecil di masing-masing tempat tidur. Sebelum pengelupasan, wajah kita dibersihkan dulu oleh asisten   dengan cairan berbau seperti alkohol, dan mulailah obat itu dioleskan oleh dr. Inong sendiri. Awalnya terasa dingin, namun beberapa saat kemudian....." ouch "    ….panas dan perih sekitar 5 menit dan kipas angin ini sangat membantu untuk mengurangi rasa sakit.  Tenyata pengolesan itu diulangi lagi setelah 15 menit....*dooh  double ouch *, tapi bener kok cuma sebentar, dan setelah tidak terasa panas lagi sang asisten akan mengoleskan krim, dia menyebutkan sih nama dari krim itu tapi sepertinya

Tips Berobat Kulit ke dr. Dewi Inong I spKK

Setelah menjalaninya saya tertarik untuk menuliskan tips untuk rekan-rekan yang akan berobat kulit ke beliau, supaya tidak salah langkah. Sekilas tentang dr. Inong (begitu saya panggil beliau) dapat dilihat di sini , bukan bemaksud promosi :P, namun beliau terkenal ramah dan murah untuk perawatan kulitnya. Beliau praktek di Permata Cibubur dan RSIA Restu, Kramat jati, saya akan berbagi untuk yang di Restu Datang pagi, benar-benar pagi. Pendaftaran dimulai jam 7.00 ,tdak boleh lewat telpon dengan biaya Rp. 85.000,- dan terbatas hanya 60 orang :O….Saya tiba di sana jam 8.10, dan alhasil dapat no. 68….ini berhasil karena no yang muda banyak yang gak datang. Setelah daftar di loket, jangan lupa daftar ulang di perawat depan kamar dr. Inong , karena akan dipanggil berdasarkan urutan di perawat bukan di loket. Bawa sarapan, cemilan dan makan siang serta air minum . Tidak ada kantin, hanya ada ibu penjual makanan kecil yang terbatas, dan suasana di sana panas, jangan

Kisah seorang pencuri foto

Kisah ini di mulai dari foto di atas. Saat melihat pertama kali, langsung jatuh hati pada foto berjuta makna ini. Foto ini dtemukan di salah satu jejaring sosial, pemiliknya adalah teman dari teman, aku sendiri tidak mengenalnya. Biasanya, jika mengambil foto pribadi, aku akan minta ijin dulu ke pemiliknya, tapi mengapa untuk foto ini aku agak takut dengan pemiliknya hehehe. Berikut kronologis perjalananku bersama foto ini, yang aku beri judul “Memandang ke Depan”: 19 Agustus 2010 : aku grabbed foto ini tanpa ijin, tapi ternyata merasa bersalah, dan berasa seperti pencuri, huuu gak enak 23 Agustus 2010 : akhirnya memberanikan diri untuk kirim message ke sang pemilik yang intinya minta ijin….sampai sekarang belum dijawab juga 2 Sept 2010 : sepertinya tidak akan dapat ijin resmi dalam waktu dekat, mungkin sekitar 20 tahun lagi hehehe *hopeless*….aku beranikan diri untuk mengirim message yang sama ke FBnya…no response until now 19 Sept 2010 :Dia: “biarkan kami mensyukuri hid