Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Agustus, 2011

Menikah:proses 4

Minggu yang berat, untuk hati dan psikis saya. Berkali-kali saya meyakinkan diri dengan bertanya dan bertanya lagi pada Allah, penghubung saya, teman-teman dekat, mamah dan saudara-saudara. Sampai suatu titik dimana saya menyadari bahwa saya terlalu berpikir rumit. Saya kembali ke niat awal, menikah untuk ridho Allah, dan menguatkan keyakinan bahwa apabila kita mencari ridhoNya, maka Allah akan cukupkan semua untukmu. Sebaik-baiknya umat adalah yang paling bermanfaat. Allah....Allah...Allah.... Telah Kau datangkan sesorang yang berniat untuk bergerak maju mengapai RidhoMu, sungguh rugi hamba jika tidak menjadi orang yang bersyukur. Dan tibalah waktunya untuk kami memberikan jawaban: Saya: Bismillahirohmanirrohim...dengan menyebut nama Allah, dan dengan kemudahan yang telah Allah tunjukkan, saya siap melanjutkan perkenalan ini ke tahap selanjutnya, jika memang Allah berkehendak lain (ybs tidak menemukan kecocokan pada saya), itu juga adalah kehendak Allah semata dan pastilah yan

Menikah: proses 3

Setelah mengantarkan teman ke terminal bis menuju Cengkareng, saatnya saya bersiap untuk mengahadapi pertemuan dengan ybs. Saya tidak bisa mendeskripsikan perasaan yang saya rasakan pagi itu.Masih banyak waktu sebelum sampai pada jam di mana kami akan bertemu. Rencananya setelah mencuci mobil, saya akan mampir ke rumah tante untuk membunuh waktu mengusir galau. Tapi ternyata saya tidak sanggup. Mobil yang telah bersih ini saya parkirkan di depan sebuah masjid. Saya terdiam di sana dan mulai menulis sambil beberapa kali beristigfar....dan kembali menyebut namaMu ya Robb. Saya tiba lima belas menit lebih awal dari jam yang ditentukan, dan di sana sudah menunggu murobiah saya, mencoba menenangkan saya, tidak banyak yang bisa saya lakukan selain merenung dan berpikir. Yang bersangkutan baru tiba 1 jam kemudian dikarenakan macet di pelabuhan dan ybs bukan orang yang tahu jalan ketempat kami akan bertemu. Tanpa basa-basi, acara taaruf pun dimulai, pertanyaan demi pertanyaan dilontar da

Menikah: proses 2

Tidak lama setelah email saya dikirimkan, saya mendapat kabar bahwa yang bersangkutan telah membacanya, dan memberikan respon; Hal tersebut bukan masalah, semoga menjadi ladang amal buat ana Tubuh saya bergetar, Subhanallah benarkah yang saya dengar ini, mata saya berkaca, tidak sanggup berkata-kata, kecuali menyebut namaMu ya Allah...ya Robb...ya Robb... "Wah jika gini jadinya besok ketika ketemu sudah tidak ada pertanyaan lagi deh"ujar teman saya sambil melirik ke arah saya yang mencoba berpura-pura tidak kaget. Tengah malam saya menangis lagi...ya Robb..ya Robb dan mohon diberikan kekuatan dan petunjuk saat pertemuan besok. Mulailah pertanyaan-pertanyaan untuk dia saya susun. Tapi memang benar, pernyataan ybs itu membuat daftar pertanyaan saya berantakan, banyak coretan dan akhirnya menjadi 1 lembar saja. Allah...Allah...Allah...kuatkan hamba untuk esok Ismicitra 16 Agustus 2011

Menikah: Proses 1

Betapa terkejutnya saya saat mengetahui bahwa orang yang akan dikenalkan kepada saya bersedia untuk bertemu dalam rangka ta'aruf. Tidak kah sadar bahwa saya sakit, saya banyak hutang, saya punya banyak kewajiban dengan sedikit kemampuan.Beribu tanda tanya menyesakan dada, dan atas saran murobiah, maka saya menuliskan apa yang saya anggap penting saat ini sehingga menjadi perioritas saya. Dan saya minta pada penghubung saya (teman) untuk mengirimkan email ini sebelum  dia memutuskan untuk menemui saya, sebagai bahan pertimbangannya. SAYA DAN APA YANG SAYA ANGGAP PENTING April 2009 adalah awal dari perjalanan sakit saya. Saya tidak bisa berjalan, hampir semua aktivitas saya dibantu dan dilakukan di tempat tidur. Setelah bergelut ke sana kemari utk penyakit saya, maka Agustus 2009 saya memutuskan menjalani operasi total hip replacement pada panggul kiri yg terkena TBC ini. Mengganti sebagian tulang panggul dan kepala tulang paha kiri saya dengan protease. Alhamdulillah, Desember 2009

Ternyata kita tak saling kenal

 i am always here when u need me Setelah sekitar 16 tahun kenal denganmu, berbagi cerita sedih dan gembira, ternyata saya baru menyadari bahwa kita tidak saling mengenal secara mendalam, hanya superfisial saja. Bukan saat ini saja saya menyadarinya namun baru sekarang saya berani untuk bercerita dan menuliskannya di sini *takut lupa hehehe Berawal saat saya dihadapkan dengan masalah prioritas: menikah atau kerja, atau keduanya. Perdebatan hebat dari hari ke hari terjadi antara kita, dan berakhir dengan "Terserah loe deh, eloe mah gak akan dengerin kata orang." Saya terdiam dan mengadu pada Allah, mohon petunjuk, dan tidak diduga kemantapan yang datang adalah sama seperti saranmu, dan akhirnya saya melakukannya. Ditengah perjalanan Allah mendatangkan sesuatu yang menjanjikan kebahagiaan akhirat, yaitu penggenapan dien yang telah saya nanti sekian lama. Namun kembali hati saya berkeras, dan tahukah bahwa lewat idemu tentang make it simple Allah berikan hidayahNya,

Hari-hari tanpa ART

Mulailah untuk kembali ke rutinitas tahunan, hari-hari tanpa asisten rumah tangga. Mulai menyadari betapa besar peran mereka pada kehidupan saya. Tapi mereka juga butuh waktu untuk berkumpul dengan keluarga besar untuk berbagi kecerian Idul Fitri Tidak ada hal yang spesial, hanya saja harus mulai aktivitas RT sejak pagi, dan berusaha memanage waktu dan tenaga untuk mengerjakan hal-hal yang tidak pernah saya kerjakan dalam beberapa bulan terakhir. Setiap tahun pasti berbeda, dan bedanya untuk tahun ini saya lebih menghayati  pekerjaan rumah tangga ini dan mencari trik cepat dan tepat, karena sepertinya saya akan bertemu dengan tugas-tugas seperti ini dalam beberapa bulan ke depan. Banyak kok keluarga yang survive tanpa ART.... Semangat!!! Ismicitra Jakarta, 28 Agustus 2011 *28 Ramadhan*

Fase Baru = Hard Disk Baru

diary Tiba-tiba laptop tidak dapat digunakan, menurut adik, sang dokter komputer, hard disk nya gak terdeteksi alias rusak dan harus ganti dan yang paling menyedihkan tidak ada data yg dapat diselamatkan. Data sekolahan, data penelitian tesis dan lainnya. Tapi terus terang yang paling membuat sedih adalah hilangnya foto-foto bersama keluarga dan tulisan-tulisan saya tentang hidup dan kehidupan yang belum sempat dishare di sini. Saat menyampaikan itu ke teman, mereka tertawa,"Ah, bisa aja loe mb" ..ehmm.... Jika berhubungan dengan masalah pendidikan, saya bisa minta ke teman yang pasti lebih lengkap dibandingkan saya. Urusan penelitian, Alhamdulillah sudah beres dan sebagian saya pernah simpan di web.  Tapi kalau tulisan tentang hidup saya? Memang tulisan saya memang tidak terlalu banyak di laptop ini, namun banyak hal besar yang terjadi akhir-akhir ini, sehingga pasti saya akan bercerita dalam tulisan yang tertata pada folder HOBI. Tidak semua tulisan saya layak dik

Saatnya bercerita

telling the world Tidak semua orang bisa bercerita tentang masalah yang dihadapinya. Tidak semua orang dapat mengekspresikan  apa yang dia rasakan. Banyak yang bilang jika sedih jangan dibagi, jika senang disebarkan. Tidak sedikit yang beranggapan cerita sedih hanya membuat kesusahan pada lingkungan sekitar. Maaf, saya bukan orang seperti itu. Saya bukan orang yang bisa menyimpan sesuatu sendiri.Saya malah lebih sanggup tidak menceritakan kebahagiaan dibandingkan harus berdiam tentang kesedihan. Mungkin untuk sebagian orang hal ini tidak dibenarkan, namun untuk saya ini adalah salah satu jalan keluar dari masalah yang saya hadapi. Bercerita adalah salah satu cara saya untuk mengurangi beban hati. Bercerita adalah salah satu cara saya mengenal lebih jauh tentang jati diri. Bercerita adalah saatnya mendapatkan masukan dan cara pandang dari sisi yang berbeda. Lantas dengan bercerita kita jadi ember? Tentu saja tidak. Dibutuhkan keterampilan lain untuk mengenali kepada siapa kit

My Way

My Way Frank Sinatra And now, the end is here And so I face the final curtain My friend, I'll say it clear I'll state my case, of which I'm certain I've lived a life that's full I traveled each and ev'ry highway And more, much more than this, I did it my way Regrets, I've had a few But then again, too few to mention I did what I had to do and saw it through without exemption I planned each charted course, each careful step along the byway And more, much more than this, I did it my way Yes, there were times, I'm sure you knew When I bit off more than I could chew But through it all, when there was doubt I ate it up and spit it out I faced it all and I stood tall and did it my way I've loved, I've laughed and cried I've had my fill, my share of losing And now, as tears subside, I find it all so amusing To think I did all that And may I say, not in a shy way, "Oh, no, oh, no, not me, I did it my way" Fo

Galau

Dan hanya kepada Allah dikembalikan segala urusan (2:210) Ribuan rasa berkecamuk dalam jiwa Hingga aku tak tahu itu apa Dan akhirnya mata ini berkaca Perut ini bergejolak, dada terasa sesak Kucoba raba rasa Dan berpikir dengan logika Tapi itu membuat semakin sesak, sulit bernafas Akhirnya ku putuskan untuk berdiri di tempat Dalam kukungan cermin tak tembus pandang Di sini Hanya bisa memandang bayangan diri Dan langit biru tempatku Robbku Menyadarkankanku bahwa aku pasti kembali Tanpa membawa harta dan kejayaan diri Yang sedang kuusahakan saat ini Air mata mengalir deras Ya Robb, betapa ruginya hamba jika hanya mencari itu semua Menyampingkan hal-hal yang bisa menyelamatkan hamba kelak Termasuk penggenapan dien hamba Hamba tertunduk malu Tak sanggup berkaca Hamba kembali padaMu ya Robb Kembali padaMu Dan sirnalah semua galau Hilanglah semua sesak Yang ada hanya satu keyakinan dan satu harapan Untuk bahagia dunia dan akhirat di jalanMu Dengan petunjukM