Setelah mengantarkan teman ke terminal bis menuju Cengkareng, saatnya saya bersiap untuk mengahadapi pertemuan dengan ybs. Saya tidak bisa mendeskripsikan perasaan yang saya rasakan pagi itu.Masih banyak waktu sebelum sampai pada jam di mana kami akan bertemu.
Rencananya setelah mencuci mobil, saya akan mampir ke rumah tante untuk membunuh waktu mengusir galau. Tapi ternyata saya tidak sanggup. Mobil yang telah bersih ini saya parkirkan di depan sebuah masjid. Saya terdiam di sana dan mulai menulis sambil beberapa kali beristigfar....dan kembali menyebut namaMu ya Robb.
Saya tiba lima belas menit lebih awal dari jam yang ditentukan, dan di sana sudah menunggu murobiah saya, mencoba menenangkan saya, tidak banyak yang bisa saya lakukan selain merenung dan berpikir. Yang bersangkutan baru tiba 1 jam kemudian dikarenakan macet di pelabuhan dan ybs bukan orang yang tahu jalan ketempat kami akan bertemu.
Tanpa basa-basi, acara taaruf pun dimulai, pertanyaan demi pertanyaan dilontar dari kami berdua, bukan hal yang patut dibagikan di sini, biarlah kami saja yang tahu tentang pembicaraan kami saat pertemuan yang berlangsung sekitar 1,5 jam.
Setelah ybs pamit pulang, murabiah saya menghampiri saya, dan meledaklah tangis saya, entah kenapa. Saya kembali diingatkan akan niat awal, tujuan hidup dan hal-hal penting yang telah saya tuliskan.
Saya pulang dengan mata sedikit bengkak dan di dalam mobil kembali saya menangis...lagi-lagi saya tidak tahu mengapa.
Ismicitra
17 Agustus 2011
Rencananya setelah mencuci mobil, saya akan mampir ke rumah tante untuk membunuh waktu mengusir galau. Tapi ternyata saya tidak sanggup. Mobil yang telah bersih ini saya parkirkan di depan sebuah masjid. Saya terdiam di sana dan mulai menulis sambil beberapa kali beristigfar....dan kembali menyebut namaMu ya Robb.
Saya tiba lima belas menit lebih awal dari jam yang ditentukan, dan di sana sudah menunggu murobiah saya, mencoba menenangkan saya, tidak banyak yang bisa saya lakukan selain merenung dan berpikir. Yang bersangkutan baru tiba 1 jam kemudian dikarenakan macet di pelabuhan dan ybs bukan orang yang tahu jalan ketempat kami akan bertemu.
Tanpa basa-basi, acara taaruf pun dimulai, pertanyaan demi pertanyaan dilontar dari kami berdua, bukan hal yang patut dibagikan di sini, biarlah kami saja yang tahu tentang pembicaraan kami saat pertemuan yang berlangsung sekitar 1,5 jam.
Setelah ybs pamit pulang, murabiah saya menghampiri saya, dan meledaklah tangis saya, entah kenapa. Saya kembali diingatkan akan niat awal, tujuan hidup dan hal-hal penting yang telah saya tuliskan.
Saya pulang dengan mata sedikit bengkak dan di dalam mobil kembali saya menangis...lagi-lagi saya tidak tahu mengapa.
Ismicitra
17 Agustus 2011
Komentar