Betapa terkejutnya saya saat mengetahui bahwa orang yang akan dikenalkan kepada saya bersedia untuk bertemu dalam rangka ta'aruf. Tidak kah sadar bahwa saya sakit, saya banyak hutang, saya punya banyak kewajiban dengan sedikit kemampuan.Beribu tanda tanya menyesakan dada, dan atas saran murobiah, maka saya menuliskan apa yang saya anggap penting saat ini sehingga menjadi perioritas saya. Dan saya minta pada penghubung saya (teman) untuk mengirimkan email ini sebelum dia memutuskan untuk menemui saya, sebagai bahan pertimbangannya.
SAYA DAN APA YANG SAYA ANGGAP PENTING
April 2009 adalah awal dari perjalanan sakit saya. Saya tidak bisa berjalan, hampir semua aktivitas saya dibantu dan dilakukan di tempat tidur. Setelah bergelut ke sana kemari utk penyakit saya, maka Agustus 2009 saya memutuskan menjalani operasi total hip replacement pada panggul kiri yg terkena TBC ini. Mengganti sebagian tulang panggul dan kepala tulang paha kiri saya dengan protease. Alhamdulillah, Desember 2009 saya sudah bisa beraktivitas seperti biasa dan kembali ke sekolah melanjutkan pendidikan yg tertunda.
Sakit merubah pola pikir, angan, dan harapan saya. Saya tidak berani utk membuat rencana jangka panjang karena takut kecewa saat tidak dapat terealisasikan. Saya selalu berusaha untuk menyelesaikan urusan karena takut tidak dapat menunaikannya. Saya menjadi orang yg bertindak seperti tidak ada hari esok, semuanya ingin saya laksanakan segera, apalagi jika berhubungan dengan mamah dan keluarga. Itu semata-mata saya takut tidak bisa memberikan apa yg dia pinta. Untuk sebagian orang mungkin akan terkesan tergesa-gesa, tapi buat saya itu adalah menyegerakan. Karena kita tidak tahu siapa yang akan kembali lebih dahulu. Untungnya saya dikelilingi oleh orang-orang yang sabar dan selalu mengingatkan untuk kembali bersabar ;)
Namun disisi lain, saya menjadi lebih berempati terhadap lingkungan, bahkan cenderung menjadi lebih melankolis dan sensitif :p Ini semua pasti ada hikmahnya.
Dengan kondisi saat ini, pasca THR, tentu saya memiliki keterbatasan. Kaki kiri saya menjadi lebih panjang 1,5 cm, panggul sd kaki kiri menjadi lebih kecil (atrofi), terdapat scar (bekas luka operasi) sepanjang 30 cm pada panggul. Aktivitas saya juga menjadi terbatas terutama pada aktivitas yg dapat membebani tungkai yg dapat mempercepat proses aus dari protease yg saya pakai termasuk menurunkan BB (hiks susah). Saya tidak bisa berlari, harus hati2 saat jongkok, duduk tahiyat akhir harus miring ke kanan, memilih untuk tidak sering naik tangga dll. Mengingat adanya kemungkinan aus pada protease saya, maka saya direncanakan operasi ganti protease 15 -25 th dari operasi pertama, namun hal ini bisa saja dimajukan. Utk persalinan nanti, saya akan memilih SC mengingat byk hal. Saya juga tidak disarankan untuk melakukan pemeriksaan MRI karena terdapat besi dalam tubuh saya. Selain aktivitas yg saya sebutkan di atas, alhamdulillah dapat saya lakukan sendiri, hanya saja saya menjadi lebih berhati-hati dan sering merasa takut jatuh, sehingga ketakutan saya terhadap ketinggian menjadi muncul lagi :p
Sakit merupakan titik balik bagi keluarga kami dari berbagai sisi termasuk keuangan. Biaya pendidikan spesialis saya yg cukup besar, ditambah dengan ujian sakit mamah dan saya dalam waktu yang tidak terlalu jauh, sangat menguras tabungan keluarga. Tidak ternilai dan tidak tergantikan apa yg telah mereka berikan kepada saya sehingga saya bisa kembali beraktivitas seperti saat ini. Tante mimin, om enjat, (alm) om iman adalah orang-orang penting dalam finansial saya. Saat ini kondisi mereka tidak seberuntung beberapa tahun lalu. Sudah menjadi kewajiban dan giliran saya untuk membantu mereka. Niat saya utk bekerja bukan hanya tanggung jawab profesi namun juga berhubungan dg tanggung jawab saya untuk melunasi hutang pendidikan dan pengobatan pada keluarga besar (keluarga alm. Papah) yg jumlahnya tidak sedikit. Selain itu saya juga punya hutang lain pada sebuah bank yang secara otomatis memotong gaji pns saya tiap bulannya. Selain uang, sudah menjadi kewajiban saya untuk menjaga mereka sebagaimana mereka menjaga kami semenjak papah meninggal.Saya tidak mau menjadikan ini beban untuk calon suami saya kelak.
Semoga ini bisa memberikan gambaran tentang kondisi saya saat ini dan bisa menjadi pertimbangan.
Terimakasih
16 Agustus 2011
Ismi Citra Ismail
Lega rasanya setelah berhasil menuliskan ini dan mengirimkan ke beliau, semoga beliau menjadikannya pertimbangan dan berpikir lagi.
Komentar