Akhlak yang bagus adalah sebagian tanda-tanda bagusnya agama seseorang.
Tanda ini lebih kuat daripada tanda lainnya, misal pengetahuan agama dan
lingkungan. Dua hal yang disebut terakhir ini menjadi pertimbangan pendukung
mengenai agama dan akhlak orang yang berniat menjadi suami putri Anda.
Rasulullah Saw. bersabda, "Orang mukmin yang paling sempurna imannya ialah
yang paling baik akhlaknya." (HR Ahmad dan Abu Daud).
Hadiqah berkata kepada Rasulullah, “Tampaklah apa yang tidak saya ketahui
pada malam pengantin kami. Saya pernah melihat beberapa orang laki-laki, namun
suami saya adalah laki-laki yang paling hitam kulitnya, pendek tubuhnya, dan paling
jelek wajahnya. Tidak ada satu kebagusan pun yang saya temui pada dirinya. Saya
tidak mengingkari kebagusan akhlaknya dan agamanya, ya... Rasulullah, tetapi saya
takut menjadi kafir jika tak bercerai darinya. Saya takut jika terus-menerus maksiat
padanya karena ketidaktaatan saya pada suami, dan saya tahu itu menyalahi perintah
Allah Swt.”
Rasulullah Saw. memanggil Tsabit bin Qais dan berkata kepadanya, “Temui istrimu,
Hadiqah dan ceraikan ia sebagaimana layaknya, biarkan mahar itu menjadi haknya.”
Al-Imam Abu Sulaiman Al-Khaththabi memberikan beberapa catatan penting
dalam menyampaikan kesimpulan mengenai hadis-hadis tersebut.Beliau mengatakan, “Berkonsultasilah dengan kaum ibu dalam masalahperkawinan anak-anak perempuan mereka, bukan berarti bahwa mereka mempunyaiwewenang terhadap akad nikah tersebut. Akan tetapi dipandang dari segi kebaikan
dan perbaikan terhadap diri mereka dan dalam segi menggauli mereka dengan baik.
Dan karena upaya itu lebih dapat mengekalkan persahabatan dan akan dapat
menimbulkan rasa cinta kasih di antara anak-anak gadis mereka dengan sang suami.
"Dan perempuan-perempuan yang keji adalah diperuntukkan bagi laki-laki
yang keji, dan laki-laki yang keji juga diperuntukkan bagi perempuan yang keji,
sedangkan perempuan-perempuan yang baik diperuntukkan bagi laki-laki yang baik
dan laki-laki yang baik juga diperuntukkan bagi perempuan-perempuan yang baik..."
(QS An-Nur:26). am i good enough?? hiks
Oleh karena itu, ketika datang pinangan, perhatikan apakah calon suami Anda
telah mandiri. Kalau tidak, apakah calon suami Anda selama ini telah berusaha
mandiri dan mempunyai iktikad untuk mandiri.--> hehehe, kalo calon istri gak perlu mandiri ya??
Jodoh ada di tangan Tuhan. Kadang-kadang seorang wanita mendapatkan
pendamping yang sekilas menurut pandangan mata zhahir manusia, tidak sepadan
ilmu maupun ibadahnya. Laki-lakinya sangat luas pengetahuannya mengenai
kitab-kitab yang berisi ilmu-ilmu agama. Bekas shalatnya tampak di kening. Tetapi
istrinya sekilas tidak mencapai kedudukan yang sederajat karena ilmu dan ibadahnya
yang kurang. Ada pertanyaan, mengapa demikian? Jawab saya sederhana, wallahu a'lam
bishawab. Allah Maha Bijaksana. Ia mengetahui kebaikan-kebaikan besar yang tidak
nampak dalam penglihatan mata akal kita. Sebagian dari pernikahan semacam itu
adalah ujian, kecuali jika mereka memang memilih bukan atas dasar agama.--> hiks
Ismicitra
Komentar