Menjijikan…itu adalah kata pertama yang terlintas di kepalaku saat mendengar kata kecoa.
Kakinya, antena panjang di kepalanya….iih bikin merinding.
Kemarin siang, saat harus mengunakan kendaraan favorit ke 2 setelah starmin (dia harus melakukan tugas mulia mengantar mamah kondangan), aku menemukan kecoa hidup didalamnya. Hiiii….perjalanan masih panjang dan aku harus berada bersama kecoa itu dalam ruangan yang kecil ini untuk waktu yang cukup lama. Duduk menjadi serba salah, gak bisa nyender, tengak tengok cari kemana sang kecoa bersembunyi, pokoknya perjalanan kemarin bikin mules deh.
Bukan berarti di rumah gak ada kecoa, buanyak hehehe ….(jadi malu), tapi kan rumah agak lebih luas dibandingkan dengan ruangan di bajaj, jadi aku bebas melangkah kemana saja saat mereka berkeliaran.
Tapi itulah yang terjadi dalam kehidupan, ada kalanya kita harus bersama dan berinteraksi erat dengan sesuatu yang kita tidak sukai dan tetap harus menjaga keamanan dan kenyaman diri dan lingkungan. Gak kebayang jika ditengah laju bajaj yang super cepat aku berteriak dan meloncat-loncat karena jijik dengan kecoa….bisa oleng deh tuh bajaj..hehehe. Yakin aja, bahwa semua akan berakhir, aku akan turun dari bajaj berkecoa ini setelah sampai tempat tujuan.
Saat ini aku juga sedang dealing dengan diri sendiri tentang sesuatu yang “bukan aku banget”, sangat menyiksa, keliatan kan blogku isinya agak “blue” hehehe….InsyaAllah, dengan ijin Allah hal ini akan berakhir, entah kapan, tapi aku yakin hidup akan selalu bergerak.
Terima kasih pada kecoa di bajaj itu yang telah jadi pengingat
Ismicitra
*semangat!!*
Komentar