KASUS:
Seorang laki-laki dan perempuan dikenalkan dalam rangka sebuah tujuan yang baik.
- Hari 1: laki-laki itu langsung menelepon dan cerita banyak, dan berujung mengajak bertemu esok harinya *what a brave guy ;)*
- Hari 2: sms dan telpon-telponan berlangsung untuk pemantangan rencana sore hari dimana mereka akan bertemu
- Sore hari di hari ke 2: sang laki-laki tiba-tiba membantalkan acara ketemuannya.
JAWABAN:
versi teman-teman perempuanku : “Gak papa kok, mungkin lain waktu”
versi saya: ” Yaaaa……tapi gak papa kok, mungkin lain waktu”
PEMBAHASAN:
Dimanakah bedanya?
Sedikit di awal yaitu “yaaa….”
Saya dengan yakin akan menyatakan kekecewaan karena pembatalan tapi saya tidak akan memaksa untuk bertemu, karena pasti acaranya lebih penting dibanding dengan ketemu saya *masak sih hehehe*
Show what u feel (that’s what i want to stress about)
Gak ada salahnya kok untuk menyatakan rasa yang ada, kecewa, senang, sedih, dan untuk kasus ini saya merasa itu perlu, sebagai awal yang baik :), dan pelajaran juga sih untuk sang laki-laki untuk “berfikir” dulu sebelum berencana, apalag untuk hal yang sensitif seperti ini hehehe
Memang tidak semua kasus harus ditancep abis dengan langsung terus terang, kadang dibutuhkan “ketidak terusterangan” untuk tidak memperkeruh suasana.
Inti komunikasi versi saya adalah saya tahu yang anda mau dan anda tahu yang saya inginkan, jika berbeda mari dibicarakan
Selamat berkomuniakasi dengan terbuka
19/09/2010
Ismicitra
*maafkan daku yang terlalu berterus terang:P*
Komentar