Hari ini terjadi lagi hal yang tidak mengenakan. Tabrakan, lebih tepatnya menabrak mobil di depan yang sedang diam, karena repot ngurus Kanzu dan Jais yang sedang berkelahi dalam mobil.
Tidak menyebabkan kerusakan yang berat pada mobil avanza hitam, (plat nya lupa), hanya goresan sedikit, namun tentu saja akan membuat si empu naik pitam.
Setelah mengaku salah, dan melakukan tawar-menawar, akhirnya disepakati sejumlah angka dalam rupiah sebagai ganti rugi. Dooh, saat ini memang tidak ada uang sepeser pun dalam dompet, terpaksa saya mengajak si bapak mengikuti saya ke rumah yang sudah tidak terlalu jauh dari TKP. Diperjalanan saya menelepon mamah di rumah, dan minta disiapkan uang sejumlah yang diinginkan. Lagi-lagi saya harus tepok jidat dan mengurut dada, uang yang ada di rumah masih kurang 1/4 dari yang seharusnya. Anak-anak sudah tertidur, pasti karena capek dan takut karena saya sempat berkata keras dan menyalahkan mereka (maaf yaa...tante menyesal...hiks). Ada 2 opsi yang ada dibenak saya:
Jakarta, 19 September 2011Ismicitra
*deg-degkan*
Tidak menyebabkan kerusakan yang berat pada mobil avanza hitam, (plat nya lupa), hanya goresan sedikit, namun tentu saja akan membuat si empu naik pitam.
Setelah mengaku salah, dan melakukan tawar-menawar, akhirnya disepakati sejumlah angka dalam rupiah sebagai ganti rugi. Dooh, saat ini memang tidak ada uang sepeser pun dalam dompet, terpaksa saya mengajak si bapak mengikuti saya ke rumah yang sudah tidak terlalu jauh dari TKP. Diperjalanan saya menelepon mamah di rumah, dan minta disiapkan uang sejumlah yang diinginkan. Lagi-lagi saya harus tepok jidat dan mengurut dada, uang yang ada di rumah masih kurang 1/4 dari yang seharusnya. Anak-anak sudah tertidur, pasti karena capek dan takut karena saya sempat berkata keras dan menyalahkan mereka (maaf yaa...tante menyesal...hiks). Ada 2 opsi yang ada dibenak saya:
- Mampir ATM, yang berarti harus muter lagi
- Segera ke rumah nurunin anak-anak yang sedang tidur dan minta si bapak menunggu sementara saya ke ATM
Ternyata salah, si bapak marah, sambil menerima 3/4 uang yang kami sepakati dan menyatakan saya mempermainkan dia. Saya yang sejak awal berusaha tenang ikutan bernada tinggi, dan berkata:
Maaf pak, saya harus menurunkan anak-anak dahulu, jika saya tidak beritikad baik tentu saya tidak akan mengajak bapak ke rumah saya.
Silahkan bapak tunggu sini, di rumah saya, saya tidak akan pergi kemana-mana,
saya akan kembali secepatnya.
Secepat kilat saya menuju ke ATM terdekat, lalu kembali ke rumah. Dan seperti dugaan saya, mobil avanza hitam itu sudah tidak ada di depan rumah. Mereka pergi tanpa pamit pada mamah yang jelas-jelas ada di rumah. Lemas deh...
Allah....hanya Engkau yang tahu apa yang ada yang dibenak saya, tidak ada sebersit pun keinginan untuk tidak menyelesaikan kesepakatan tadi. Hanya Engkau yang tahu betapa takutnya saya. Semoga masalah ini tidak berkepanjangan.Lindungi kami dan keluarga dari hal-hal yang tidak diinginkan. Aamiin.
Jakarta, 19 September 2011
*deg-degkan*
Komentar