Langsung ke konten utama

Tabrakan (ketiga)

Hari ini terjadi lagi hal yang tidak mengenakan. Tabrakan, lebih tepatnya menabrak mobil di depan yang sedang diam, karena repot ngurus Kanzu dan Jais yang sedang berkelahi dalam mobil.
Tidak menyebabkan kerusakan yang berat pada mobil avanza hitam, (plat nya lupa), hanya goresan sedikit, namun tentu saja akan membuat si empu naik pitam.

Setelah mengaku salah, dan melakukan tawar-menawar, akhirnya disepakati sejumlah angka dalam rupiah sebagai ganti rugi. Dooh, saat ini memang tidak ada uang sepeser pun dalam dompet, terpaksa saya mengajak si bapak mengikuti saya ke rumah yang sudah tidak terlalu jauh dari TKP. Diperjalanan saya menelepon mamah di rumah, dan minta disiapkan uang sejumlah yang diinginkan. Lagi-lagi saya harus tepok jidat dan mengurut dada, uang yang ada di rumah masih kurang 1/4 dari yang seharusnya. Anak-anak sudah tertidur, pasti karena capek dan takut karena saya sempat berkata keras dan menyalahkan mereka (maaf yaa...tante menyesal...hiks). Ada 2 opsi yang ada dibenak saya:
  1. Mampir ATM, yang berarti harus muter lagi
  2. Segera ke rumah nurunin anak-anak yang sedang tidur dan minta si bapak menunggu sementara saya ke ATM 
Saya memilih pilihan kedua, anak-anak harus diturunkan dahulu,kasian mereka kepanasan (AC tidak dingin), dan menurut saya pasti si bapak tidak akan keberatan jika menunggu sebentar sambil saya keluar kembali mengambil uang.

Ternyata salah, si bapak marah, sambil menerima 3/4 uang yang kami sepakati dan menyatakan saya mempermainkan dia. Saya yang sejak awal berusaha tenang ikutan bernada tinggi, dan berkata: 

Maaf pak, saya harus menurunkan anak-anak dahulu, jika saya tidak beritikad baik tentu saya tidak akan mengajak bapak ke rumah saya. 
Silahkan bapak tunggu sini, di rumah saya,  saya tidak akan pergi kemana-mana, 
saya akan kembali secepatnya. 

Secepat kilat saya menuju ke ATM terdekat, lalu kembali ke rumah. Dan seperti dugaan saya, mobil avanza hitam itu sudah tidak ada di depan rumah. Mereka pergi tanpa pamit pada mamah yang jelas-jelas ada di rumah. Lemas deh...


Allah....hanya Engkau yang tahu apa yang ada yang dibenak saya, tidak ada sebersit pun keinginan untuk tidak menyelesaikan kesepakatan tadi. Hanya Engkau yang tahu betapa takutnya saya. Semoga masalah ini tidak berkepanjangan.Lindungi kami dan keluarga dari hal-hal yang tidak diinginkan. Aamiin.

Jakarta, 19 September 2011
Ismicitra
*deg-degkan*

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Berobat kulit ke dr. Inong, part 2: Peeling session

Setelah lebih dari satu bulan bermain-main dengan krim pagi  dan malam, kini saatnya kembali untuk  chemical peeling   alias pengelupasan kulit dengan bahan kimia (obat). Kunjungan kedua kali ini saya pilih    Jumat. Tiba di RS restu jam 15.00 dan mendapat urutan 50. Lumayan, hanya nunggu sekitar 2 jam akhirnya tibalah giliran saya. Ada sekitar 6 tempat tidur dengan satu kipas angin kecil di masing-masing tempat tidur. Sebelum pengelupasan, wajah kita dibersihkan dulu oleh asisten   dengan cairan berbau seperti alkohol, dan mulailah obat itu dioleskan oleh dr. Inong sendiri. Awalnya terasa dingin, namun beberapa saat kemudian....." ouch "    ….panas dan perih sekitar 5 menit dan kipas angin ini sangat membantu untuk mengurangi rasa sakit.  Tenyata pengolesan itu diulangi lagi setelah 15 menit....*dooh  double ouch *, tapi bener kok cuma sebentar, dan setelah tidak terasa panas lagi sang asisten akan mengoleskan krim, dia menyebutkan sih nama dari krim itu tapi sepertinya

Tips Berobat Kulit ke dr. Dewi Inong I spKK

Setelah menjalaninya saya tertarik untuk menuliskan tips untuk rekan-rekan yang akan berobat kulit ke beliau, supaya tidak salah langkah. Sekilas tentang dr. Inong (begitu saya panggil beliau) dapat dilihat di sini , bukan bemaksud promosi :P, namun beliau terkenal ramah dan murah untuk perawatan kulitnya. Beliau praktek di Permata Cibubur dan RSIA Restu, Kramat jati, saya akan berbagi untuk yang di Restu Datang pagi, benar-benar pagi. Pendaftaran dimulai jam 7.00 ,tdak boleh lewat telpon dengan biaya Rp. 85.000,- dan terbatas hanya 60 orang :O….Saya tiba di sana jam 8.10, dan alhasil dapat no. 68….ini berhasil karena no yang muda banyak yang gak datang. Setelah daftar di loket, jangan lupa daftar ulang di perawat depan kamar dr. Inong , karena akan dipanggil berdasarkan urutan di perawat bukan di loket. Bawa sarapan, cemilan dan makan siang serta air minum . Tidak ada kantin, hanya ada ibu penjual makanan kecil yang terbatas, dan suasana di sana panas, jangan

Kisah seorang pencuri foto

Kisah ini di mulai dari foto di atas. Saat melihat pertama kali, langsung jatuh hati pada foto berjuta makna ini. Foto ini dtemukan di salah satu jejaring sosial, pemiliknya adalah teman dari teman, aku sendiri tidak mengenalnya. Biasanya, jika mengambil foto pribadi, aku akan minta ijin dulu ke pemiliknya, tapi mengapa untuk foto ini aku agak takut dengan pemiliknya hehehe. Berikut kronologis perjalananku bersama foto ini, yang aku beri judul “Memandang ke Depan”: 19 Agustus 2010 : aku grabbed foto ini tanpa ijin, tapi ternyata merasa bersalah, dan berasa seperti pencuri, huuu gak enak 23 Agustus 2010 : akhirnya memberanikan diri untuk kirim message ke sang pemilik yang intinya minta ijin….sampai sekarang belum dijawab juga 2 Sept 2010 : sepertinya tidak akan dapat ijin resmi dalam waktu dekat, mungkin sekitar 20 tahun lagi hehehe *hopeless*….aku beranikan diri untuk mengirim message yang sama ke FBnya…no response until now 19 Sept 2010 :Dia: “biarkan kami mensyukuri hid