pintu tertutup-menutup pintu? |
Sebenarnya sudah berkali-kali saya mengungkapkan akan menjadikan dia sebagai kenangan, namun berkail-kali pula saya gagal. Keingintahuan dan rasa ingin mengenalnya jauh lebih besar dari pada akal sehat saya yang menyatakan tak mungkin.
Saya termasuk orang yang berpikiran positif atau nekat lebih tepatnya *smile*, tapi ini akan membuat saya menjadi tidak berhenti berusaha *doooh*.
Kegagalan itu terjadi saat kita sudah mencoba untuk meraihnya.
Berpatokkan pada prinsip itu maka saya merasa belum gagal, karena saya belum melakukan apa-apa hehehe......baru mulai mencari jalan kesana.....*hopeless*
Pada suatu percakapan dengan teman, ada sebuah hikmah yang jadi pagar pembatas saya:
"Jangan deh kamu habiskan waktu kamu untuk memikirkan hal yang tak pasti, sia-sia, saat sang malaikat bertanya saat kamu mati nanti...sedang apa kamu saat ajal memanggil?......sedang mikirin dia.....ampuuuun deh sia-sia banget ...kan"
Hiks iya ya....*hug*
Tapi Allah, ijinkanlah hal ini tidak jadi sia-sia. Jika memang diperkenankan hamba ingin bertemu dan bercakap dengan dia. Karismanya begitu menggoda hamba untuk mengenalnya. Tidak ada celah yang bisa hamba lakukan untuk itu, hanya kuasaMu yang bisa. Bener kok, saat ini hanya pengen ketemu dan bercakap-cakap saja, entah deh keinginan lain setelahnya hehehe.....*mungkin ini yang membahayakan, sehingga Allah tidak buka pintu kesana*.
Ismicitra
*dilema-part of the novel*
Komentar