Langsung ke konten utama

Me and my metamorphosis

Akhirnya aku memutuskan untuk melakukan perubahan.
Berharap perubahan yang kulakukan akan membuat aku lebih baik, yaitu belajar mengenal dan menerima orang lain.

Mungkin ini agak terlambat untuk sebagian orang, namun tidak untukku.
Perubahan ini adalah langkah baru dan besar, serta membutuhkan effort lebih untuk mewujudkannya.Kekuatan untuk mengalahkan egoku sendiri untuk mengenal dan menerima orang lain.

Agar tulisanku ini dimengerti, aku ingin berbagi sedikit tentang aku di masa lalu.
Aku adalah orang yang sangat "aku" (beda tipis dengan egois sih), dengan sentral kehidupan ada di aku, keluargaku dan teman-temanku. Sakit satu tahun yang menyadarkanku, bahwa aku bukan hanya aku saja, tapi ada dia dan mereka.
Begitu pula untuk masalah mencari pasangan hidup,pada awalnya aku menjadikan aku sebagai sentral dari semua penolakan.
Yup, karena dia tidak "aku banget" maka tidak ada kesempatan untuknya untuk memperkenalkan diri dan bicara tentang dirinya.

Sebenarnya hal itu agak salah, karena bukan saja dia yang tidak aku berikan kesempatan namun ternyata aku pun tidak aku beri kesempatan, yaitu kesempatan untuk mengenal sosok manusia lain selain aku, keluargaku dan teman-temanku.
Prinsip salah itu mengukung diriku dalam tembok yang membatasi cara pandangku sehingga aku hanya bisa memandang dunia dalam lingkup kecil yang ternyata berakibat fatal; aku takut keluar.

Saat aku mendeklarasikan perubahannya ini, aku pikir akan dengan mudahnya aku menerima, tapi tidak. Allah langsung menngujiku dengan mendatangkan calon-calon yang bukan "aku banget", diantaranya lamaran untuk menjadi yang kedua, lamaran dari orang yang jauuuh lebih tua, dan seseorang yang jauuuh lebih muda dan terakhir ini adalah seseorang yang banyak bicara.
Sigh....tarikan nafas panjang, ingin rasanya langsung berkata tidak, terima kasih, tanpa perlu mengumpulkan data-data lebih jauh.
Takut. Itu yang sebenarnya aku rasakan.Tapi sudahlah, aku bulatkan tekad dan luruskan niat. Aku percaya Allah kan kirimkan seseorang yang tepat buatku, entar itu "aku banget" atau tidak, tapi pasti yang aku butuhkan, untuk menemani sisa perjalanan yang sebentar lagi sampai ke tujuan.

Bismillah, Allah, tolong bantu aku untuk jadi lebih baik. Amiin.

Komentar

ismicitra mengatakan…
ternyata susah....harus terus bersabar dan belajar :P

Postingan populer dari blog ini

Berobat kulit ke dr. Inong, part 2: Peeling session

Setelah lebih dari satu bulan bermain-main dengan krim pagi  dan malam, kini saatnya kembali untuk  chemical peeling   alias pengelupasan kulit dengan bahan kimia (obat). Kunjungan kedua kali ini saya pilih    Jumat. Tiba di RS restu jam 15.00 dan mendapat urutan 50. Lumayan, hanya nunggu sekitar 2 jam akhirnya tibalah giliran saya. Ada sekitar 6 tempat tidur dengan satu kipas angin kecil di masing-masing tempat tidur. Sebelum pengelupasan, wajah kita dibersihkan dulu oleh asisten   dengan cairan berbau seperti alkohol, dan mulailah obat itu dioleskan oleh dr. Inong sendiri. Awalnya terasa dingin, namun beberapa saat kemudian....." ouch "    ….panas dan perih sekitar 5 menit dan kipas angin ini sangat membantu untuk mengurangi rasa sakit.  Tenyata pengolesan itu diulangi lagi setelah 15 menit....*dooh  double ouch *, tapi bener kok cuma sebentar, dan setelah tidak terasa panas lagi sang asisten akan mengoleskan krim, dia menyebutkan sih nama dari krim itu tapi sepertinya

Tips Berobat Kulit ke dr. Dewi Inong I spKK

Setelah menjalaninya saya tertarik untuk menuliskan tips untuk rekan-rekan yang akan berobat kulit ke beliau, supaya tidak salah langkah. Sekilas tentang dr. Inong (begitu saya panggil beliau) dapat dilihat di sini , bukan bemaksud promosi :P, namun beliau terkenal ramah dan murah untuk perawatan kulitnya. Beliau praktek di Permata Cibubur dan RSIA Restu, Kramat jati, saya akan berbagi untuk yang di Restu Datang pagi, benar-benar pagi. Pendaftaran dimulai jam 7.00 ,tdak boleh lewat telpon dengan biaya Rp. 85.000,- dan terbatas hanya 60 orang :O….Saya tiba di sana jam 8.10, dan alhasil dapat no. 68….ini berhasil karena no yang muda banyak yang gak datang. Setelah daftar di loket, jangan lupa daftar ulang di perawat depan kamar dr. Inong , karena akan dipanggil berdasarkan urutan di perawat bukan di loket. Bawa sarapan, cemilan dan makan siang serta air minum . Tidak ada kantin, hanya ada ibu penjual makanan kecil yang terbatas, dan suasana di sana panas, jangan

Kisah seorang pencuri foto

Kisah ini di mulai dari foto di atas. Saat melihat pertama kali, langsung jatuh hati pada foto berjuta makna ini. Foto ini dtemukan di salah satu jejaring sosial, pemiliknya adalah teman dari teman, aku sendiri tidak mengenalnya. Biasanya, jika mengambil foto pribadi, aku akan minta ijin dulu ke pemiliknya, tapi mengapa untuk foto ini aku agak takut dengan pemiliknya hehehe. Berikut kronologis perjalananku bersama foto ini, yang aku beri judul “Memandang ke Depan”: 19 Agustus 2010 : aku grabbed foto ini tanpa ijin, tapi ternyata merasa bersalah, dan berasa seperti pencuri, huuu gak enak 23 Agustus 2010 : akhirnya memberanikan diri untuk kirim message ke sang pemilik yang intinya minta ijin….sampai sekarang belum dijawab juga 2 Sept 2010 : sepertinya tidak akan dapat ijin resmi dalam waktu dekat, mungkin sekitar 20 tahun lagi hehehe *hopeless*….aku beranikan diri untuk mengirim message yang sama ke FBnya…no response until now 19 Sept 2010 :Dia: “biarkan kami mensyukuri hid