Akhirnya ujian modul terakhir di sekolah tercinta ini akan selesai, dan sepertinya kurang afdol kalo kami tidak diuji dahulu setelah 2 bulan berjibaku dengan keanekaragaman pasien bangsal. Sejak junior dulu saya memang sering membuat keanehan, hehehe seperti saat ini menurut teman-teman sangat aneh saya memilih pasien Sindrom Stevens Johnson untuk ujian. Tapi saya kekeh sumekeh untuk memilih pasien ini, a litlle bit challenging. Dan tantangan pun bertambah saat mengetahui siapa yang akan menguji saya, yaitu konsulen yang terkenal sangat pintar, dan agak jelimet. Tapi ya sudahlah, saya harus menghadapinya. Tepat seperti dugaan kami semua, ujian saya tidak akan berjalan mulus. Terjadi perbedaan pendapat berkali-kali dengan konsulen tersebut namun saya tidak menyerah untuk menerimanya. Perlawanan demi perlawanan saya lakukan walau tertatih dan terbantahkan. Beliau sangat yakin dengan pendapatnya, dan saya juga tidak mau pasrah begitu saja. Sampai akhirnya, “Ayo,...