"Aku senang deh hari ini bisa diantar bunda." Sesampainya di sekolah, Hana langsung memperkenalkan aku ke guru dan teman-temannya, "Ini bundaku." Nyesss.....ada rasa yang menyusup di dada. Terinspirasi dari kejadian tersebut, aku buatkan untaikan kata yan kelak akan membuat mereka tahu. Maafkan bunda yang tidak bisa setiap saat mengantarkan ke sekolah, karena bunda sedang membantu anak lain yang sedang sakit agar tetap sekolah Maafkan bunda yag tidak menemani tidur malam ini, karena bunda sedang berusaha membuat anak yang sedang demam tidur dengan nyaman dipelukkan mama papanya Maafkan bunda yang tidak selalu bisa menemani main sepeda, karena bunda sedang menolong mereka untuk bangkit dan bisa bersepeda Anak-anak bunda tersayang, Bunda yakin Allah akan selalu bersama kita bila kita bisa menebarkan kebaikan, membantu yang lain agar bisa merasakan indahnya dunia. Bunda diamanahkan oleh Allah agar bisa berbuat banyak untuk sesama dan bunda titipka
Menulis dengan hati adalah hal yang paling aku sukai, tapi kalo disuruh menulis tentang hati sepertinya belum pernah aku lakukan. Sebelum menikah, masalah hati dan rasa bukanlah hal yang menjadi prioritas. Kehidupanku tetap bisa berjalan dan berputar. Namun sekarang, kehidupanku seakan berhenti saat tidak ada rasa dalam hati. Rasa sesak akan menyelimuti, lalu prilaku uring-uringan akan mengikuti. Jika ditealaah ulang, aku jadi tertawa sendiri. Sikapku bagaikan anak usia belasan tahun yang baru mengenal rasa ini. Ehm...sebenarnya tidak salah juga sih, karena berbagi hati seperti saat ini adalah hal yang pertama buatku. Ternyata tidak semudah dalam cerita novel atau tulisan-tulisan dalam blog yang pernah kubaca. Tidak ada buku panduan atau aturan baku untuk masalah ini. Semua berjalan mengalir bersama waktu, bersama dengan kebersamaan dan tanggung jawab, dipagari oleh niat untuk menuju lebih baik dalam mencapai ridhoNya. "Saat cinta bicara"